PENDEKATAN DAN
TRADISI DALAM ILMU
Little John (1989), membagi masyarakat ilmiah berdasar perspektif
keilmuannya menjadi tiga pendekatan.
1.
Scientific atau Ilmiah Empiris
Berlaku bagi kalangan ahli eksakta seperti fisika,
matematika, kimia, dan sebagainya. Pendekatan ini berpandangan bahwa ilmu
diasosiasikan dengan objectivities (obyektivitas) atau kepastian. Ciri
lain adalah terpisahnya antara peneliti (subject) dengan yang diteliti (object).
Penelitian yang sering digunakan dalam pendekatan ini adalah Eksperimen.
2.
Humanistic atau Humaniora Interpretatif
Mengasosiasikan antara ilmu dengan prinsip subjectivities
(subyektivitas). Pendekatan ini
berpandangan bahwa cara pandang sesuatu akan menentukan bagaimana gambaran dan
uraiannya tentang hal tersebut. Penelitian yang digunakan adalah Observasi.
3.
Social Science atau ilmu-ilmu sosial
Ini merupakan pandangan kolaborasi dari Scientific dengan
Humanistic. Pendekatan ini merupakan perpanjangan dari pendekatan ilmu
alam karena beberapa metode yang digunakan berasal dari ilmu alam. Namun juga
menggunakan deskripsi dari pandangan sosial untuk memetakan suatu obyek.
ILMU KOMUNIKASI
DALAM PERSPEKTIF
Ketiga pendekatan John tersebut turut mempengaruhi perkembangan ilmu
komunikasi. Namun komunikasi tidak dapat diklasifikasikan dalam ketiga ilmu
tersebut karena mencakup perkembangan ilmu yang terlampau luas. Oleh karena itu
terjadi perdebatan antara perbedaan penyebutan dari studi komunikasi, seperti science
of communication, communicology, study of communication, dan ilmu komunikasi.
Untuk memudahkan pemetaan bidang daka kajian komunikasi, Little John
dan E.M. Griffin mendekati komunikasi dengan berbagai tradisi.
E.M. Griffin membagi menjadi 7 tradisi, antara lain
1.
Social-psychological Tradition
2.
Cybernetic Tradition
3.
Rhetorical Tradition
4.
Semiotic Tradition
5.
Social-cultural Tradition
6.
Critical Tradition
7.
Phenomenological Tradition
Little John membagi komunikasi berdasar pendekatan 7 tradisi, yaitu
1.
Rhetorical Tradition
2.
Semiotic Tradition
3.
Phenomenological Tradition
4.
Cybernetic Tradition
5.
Social-psichological Tradition
6.
Social-cultural Tradition
7.
Critical Tradition
Disini terjadi perbedaan penempatan antara John dengan Griffin. Ini
dikarenakan basic dari keduanya berbeda satu sama lain. Griffin adalah
ahli psikologi sosial, dia berpendapat, perkembangan ilmu komunikasi
dipengaruhi faktor psikologi, maka wajar apabila menematkan Social-psichological
Tradition pada urutan pertama. Sedangkan John melihat komunikasi berasal
dari perspektif sejarah, maka John menempatkan Rhetorical Tradition pada
urutan pertama.
Retorika memang yang memulai tradisi komunikasi, namun pada masa itu
retorika masih bersifar sebagai art (seni), dan belum menjadi suatu
disiplin ilmu (science) seperti sekarang. Sebagai suatu science,
komunikasi dimulai dengan tradisi social-psychological karena dapat
diuji ilmiah disbanding retorika, mengacu pada pendapat Carl Hofland.
Selain 7 tradisi tersebut, ada perspektif lain yang dapat dijadikan
acuan untuk menjelaskan perkembangan studi ilmu komuikasi, antara lain sebagai
berikut.
LEVEL PERSPECTIVE
Berbedanya antar lingkaran, maka sudah berbeda pula pengertian yang terjadi.
PHILOSOPHY PERSPECTIVE
Apakah komunikasi itu mengandung kebenaran, etika, dan patut? Membahas
aspek ontologis, epistimologis, aksiologis, dan metodologis keilmuan
komunikasi.
ISLAMIC PERSPECTIVE
Apakah komunikasi itu bebas nilai? Membahas historisitas dan
normativitas Islam dalam komunikasi.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar