designpartner

welcome to our blog

you will need designpartner

Posts

Comments

Blogger

Blog Journalist

Connect With Us

Join To Connect With Us

Portfolio

    Posted by: Unknown Posted date: 3:27 PM / comment : 0



    ADA YANG SALAH?
    Pada awalnya saya hanya ingin membuat sebuah logo yang akan saya jadikan sebagai barang dagangan. Karena target adalah UIN, maka dengan menggunakan logo UIN mungkin akan mendobrak keuntungan penjualan saya. Logo UIN oleh saya sendiri ternyata dapat ditransformasikan kebeberapa logo ataupun simbol sebagai identitas. Logo digunakan untuk sebuah identitas yang mempunyai makna tersendiri, baik secara visual maupun secara filosofi.
    Keadaan ini dapat memancing kreatifitas, selain kita tahu bahwasanya di Jogjakarta ini terdapat beberapa universitas terkemuka Indonesia baik negeri maupun swasta. Lihat saja Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, STMIK AMIKON, STIE YKPN, dan masih ada beberapa universitas tren di Jogja. Saya, sebagai mahasiswa UIN, masih banyak menemui mahasiswa UIN yang masih sungkan untuk menunjukkan almamaternya. Jikalau ditanya, “Kuliyah mana mas?”, pasti dijawab “Jogja.”. Lantas apabila ditanya lagi bagaimana jawabnya? Skema di bawah ini akan menjelaskan realitas yang ada.


    Thingil:
    Kuliyah ngendi koe jo? Ra pernah ngethok.
    Bejo:
    Neng jogja saiki (dengan bangga)
    Thingil:
    Oalah, Jogja tho? Ngendi? Jupuk opo?
    Wah saiki dadi cah jogja ki

    Opsi jawaban manakah yang akan dipakai apabila anda menjadi Bejo?

    Jika dia di UGM
    Jika dia di UII
    Jika dia di UNY
    Bejo:
    UGM lah, komunikasi UGM (dengan senyum sumnringah)
    Komunikasi Universitas Islam Indonesia dong (dengan senyum sedikit menampakkan giginya :D)
    UNYuuuu, Sastra Inggris UNY (^_^)

    Tapi kenyataannya, Bejo itu kuliyah di UIN, kepanjangan dari Universitas Islam Negeri, bahkan orang-orang dulu tidak mengenal UIN, tapi bisa dikatakan IAIN, baru mereka mengerti.
    Bejo:
    UIN (dengan sedikit jawaban berbelit-belit)

    Mungkin jika Thingil ini sudah berumur 30 tahun lebih akan bertanya, “Opo iku UIN?”, dan kalau tahu Thingil tidak akan bertanya lebih lanjut mungkin. Sudahlah, jangan dilanjutkan percakapan ini, terlalu mengada-ada. Maaf yang kerasa kesindir.

    Mengapa kita membuat artikel ini? Ini adalah realitas sekarang, bahwasanya kabanggaan terhadap UIN itu sudah hampir hilang dari mahasiswanya. Coba ditanya kepada beberapa orang sebagai riset. “Mengapa anda memilih kuliyah di UIN?”. Sudah tahu jawabannya bukan? Jadi tidak usah saya lanjutkan. Yang penulis amati, bahwasanya mahasiswa UIN itu sudah kehilangan ke-UIN-annya. Mengapa seperti ini? Adakah yang sudah meneliti fenomena ini? Diakui memang masalah kredibilitas nama dna tren masih kalah dengan universitas lain di Jogja. Ada kecenderungan, orang yang punya uang akan berbelanja di mall ataupun supermarket, selain belanja juga mereka membutuhkan anggapan pencitraan. Sama halnya dengan kasus ini.  Tapi tidak semuanya seperti itu.
    Hal yang meningkatkan untuk mengatasi, peningkatan mutu untuk menggerakkan uinisme untuk taraf yang sejajar, walaupun berproses lama. Secara struktural.
    Sebagai almamater, seharusnya kita bangga dengan keadaan di UIN. Mungkin artikel ini juga menjadikan sebuah solusi dari degradasi UIN-isasi. Kalau kita bisa melihat logo UIN, tahukah anda apa maksud yang terkandung dalam simbol itu? Coba dicek.



    HISTORY

    Logo UIN ini diciptakan setelah masa transformasi dari Institut Agama Islam Negeri menjadi Universitas Islam Negeri. Sejak tahun 2010 dilakukan perubahan lambang tersebut. Bentuk dasar dari logo ini adalah bunga matahari dengan dua lembar daun dan satu tangkai. Bentuk kelopak bunga diwujudkan dalam bentuk ornamen klasik berciri khas islam. Daun dibentuk sebagai visualisasi huruf “U” dan “N” dan tangkainya sebagai huruf “I”. Apabila dirangakai maka akan membentuk kata “UIN”.
    Logogram bunga dibentuk menyerupai simbol jaring laba-laba, menggambarkan keterkaitan dan hubungan antara sains dan agama yang terpati dalam ikon mozaik pada dinding luar gedung bangunan UIN. Simbol ini diambil dari ornamen pada dinding Istana Alhambra pada masa Bani Umayyah di Granada, Spanyol. Ikon ini terpengaruhi dari perkembangan kolaborasi antara seni arsitektur barat dengan timur (la syarqiyyah wa la gharbiyyah). Kolaborasi ini dimaknai sebagai visi misi dari UIN yang menepis dikotomi keilmuan menuju integrasi dan interkoneksi bidang keilmuan menuju keunggulan peradaban.
    Visual bunga dipilih karena merupakan sebuah simbol dari keindahan, keharuman, dan keserasian. Hal ini menyaratkan keberadaan UIN membawa kesejukan dan keindangan lingkungan sekitar dan mengharumkan dalam setiap kiprahnya.
    Kelopak bunga berwarna emas diambil dari jenis logam mulia yang menggambarkan kemewahan, kehormatan, kewibawaan, kemuliaan, kekekalan, kesetiaan, dan pengabdian. Ini menyiaratkan ketajaman pikiran, keagungan cita-cita, keluhuran budi, kecemerlangan pemikiran dan muatan spiritualitas menuju UIN yang unggul dan terkemuka. Kemewahan menunjukkan kekayaan dan kemewahan budi pekerti, kedalaman ilmu kematangan budi pekerti, dan kearifan budaya lokal.
    Warna hijau pada daun melambangkan kontunuitas, kesegaran, kealamian, dan pembaharuan. Hijau merupakan suatu simbol harapan, pertumbuhan, kelahiran, kemakmuran, kesuburan, dan regenerasi melalui berbagai inovasi tanpa henti. Hijau juga memuat kontinuitas transformasi UIN Sunan Kalijaga, memuat pesan religius, sebab dalam Al Insan (76):21 dan Al Kahfi (18):31, yakni dikabarkan bahwa penghuni surga mengenakan pakaian berwarna hijau.



    DENGAN KREASI, HIDUP KOM-UIN-IS!
    Dengan logo yang begitu wah tersebut, lantas kenapa kita sebagai mahasiswa UIN masih malu akan almamater kita? Seyogyanya kita bangga dengan ke-UIN-an kita. Sedikit bercerita, saya mengamati di parkiran beberapa universitas yang pernah saya hampiri. Rata-rata mereka bangga dengan universitas mereka. Sebagai bukti, mahasiswa Sanata Darma saja masih bangga dengan almamaternya, lhat saja di slebor motor mereka. Hampir mayoritas mengenakan tulisan, stiker, ataupun apa tentang tempatnya mencari ilmu. Jangan dimakan mentah-mentah, hanya sebagai banding saja. Namun di parkiran UIN? Lihat saja di motor, mayoritas stiker yang menempel di motor adalah stiker distro atau stiker yang lain, atau mungkin malah tidak ada.
    Saya sebagai mahasiswa yang sebenarnya tidak tahu menahu UIN, yang awalnya tidak begitu bangga mengatakan “saya mahasiswa UIN!”, menawarkan solusi dari gradasi UIN-isasi ini. Salah satunya dengan penggunaan sebuah simbol. Saya mencoba mentransformasi logo UIN untuk menampakkan ke-UIN-an saya. Beberapa contoh karya dari modifikasi logo UIN.
    Logo UIN dalam Komunikasi


    Dalam studi ilmu komunikasi, saya suka membelokkan kata komunikasi menjadi komUINikasi. Mengapa saya lakukan demikian? Tidak lain dan tidak bukan adalah karena saya ingin menanamkan ke-UIN-an bagi saya sendiri maupun bagi oranga lain. Dalam komunikasi, saya membuat sebuah logo komunikasi berupa tulisan yang kemudian digunakan sebagai logo kelas Ilmu Komunikasi B 2012, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora. Ini berkonsep sangat sederhana, namun tetap menghipnotis para viewer untuk mengenal UIN, saya menyebutnya ‘komUINis’, plesetan dari kata komunis. Logo ini dari simbol UIN yang dimasukkan dalam sebuah tulisan.

    Logo UIN dalam Psikologi


     
    Bagi para psikiater, pastinya tidak asing dengan simbol ini. Ya, dalam hal ini, saya mencoba mentransformasikan logo ini dengan logo UIN. Ini merupakan sebuah permintaan dari sebuah katan psikologi di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Logo ini dibuat bertujuan selain menjadi suatu simbol namun untuk menanamkan kembali UIN-itas para mahasiswa psikologi di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
    Logo Psikologi ditransformasikan menjadi UIN, yakni perubahan dari pola dua daun satu tangkau UIN yang digantikan dengan simbol dari psikologi, sehingga menjadi seperti pada gambar.




    Logo ini telah dipakai oleh “PUSAKA”, yaitu komunitas Psikologi UIN Sunan Kalijaga, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora.



    BAGAIMANA DENGAN KREASI ANDA? THINK CREATIVE!
    Sekian, itu dibuat sebagai sebuah cara untuk menghilangakan rasa malu akan almamater UIN. Dengan kreativitas penuh serta seadanya kita bisa lebih berkreasi dengan logo bunga matahari UIN untuk menunjukkan bahwa Universitas Islam Negeri itu masih ada. Jadi jangan malu lagi untuk berkata “saya daru UIN Suka Jogja”.
    Ini merupakan kreasi, think.creative yang kemudian digunakan sebagai simbol-simbol sesuai pesanan yang ada. Ayo, ini kreasiku, mana kreasimu? Mari sharing bersama. Contac me at think.creative.mail@gmail.com atau mail_of_alf.creative@rocketmail.com .
    Faruq Alhasbi
    Jogja, 14 Maret 2013
    State Islamic University Sunan Kalijaga Yogyakarta

    icon allbkg

    Tagged with:

    Next
    Posting Lebih Baru
    Previous
    Posting Lama

    Tidak ada komentar:

Comments

The Visitors says