KOMUNIKATOR DAN KOMUNIKAN
Kegiatan komunikasi internasional biasanya berlangsung antara people
to people, government to government, dan institution to institution.
Namun komunikasi internasional tidak hanya berlangsung pada strata yang sama
seperti disebut di atas. Komunikasi internasional juga berlangsung antara people
to government, institution to people, dan sebaliknya.
Komunikator lembaga (institution) beragam jumlahnya, mencakup
media massa, lembaga non pemerintah, LSM, organisasi internasional, perguruan
tinggi, dan sebagainya yang mempunyai profesi terntentu. Pada umumnya merupakan
kelompok individu yang mempunyai kepentingan tertentu dan berkiprah secara organisasi
dalam area internasional dalam upaya mencapai kepentingan politik, ekonomi,
hukum, maupun sosial budaya (Gamson, 1974)[i].
Contoh lembaga internasional adalah
- · Amnesti International. Bergerak dibidang HAM dan politik.
- · Transparency International. Bergerak di pengawasan keuangan dan korupsi.
- · Green Peace. Bergerak dibidang lingkungan hidup.
- · Asian Foundation. Bergerak dibidang sosial Negara asia.
- · International JournalismOrganisasi. Organisasi wartawan internasional.
- · International Commission ofRed Cross. Kepalang merahan dunia.
- · World Trade Organization (WTO)
- · Organization of PetroleumExporting Countries
- · Association of South EastAsian Nation
- · United Nation; dsb.
Komunikasi internasional yang melibatkan komunikator dan komunikan
paling jelas terdapat pada PBB, dimana sebagai badan dunia, PBB menjadi tempat
berlangsungnya komunikasi internasional yang melibatkan pejabat-pejabat Negara,
seperti presiden, perdana menteri, menteri luar negeri, duta besar, dan pejabat
dibawahnya (diplomatic staff).
Dari segi komunikator-komunikan, komunikasi internasional berlangsung
dalam dua cara.
1.
Secara resmi (official
transaction). Dilakukan oleh pemerintah maupun lembaga pemerintah.
2.
Secara tidak resmi (unofficial
transaction). Dilakukan oleh pihak non-pemerintah atau swasta.
Kredibilitas Komunikator
Dilihat dari segi komunikator, komunikator yang mempunyai kredibilitan (source
of credibility) dan daya tarik (source attractiveness) yang menjadi
komunikator efektif. Kredibilitas ditentukan oleh jabatan, kehalian,
pengalaman, ketrampilan, dan kejujuran. Dengan kredibilitas mampu meningkatkan effect
(berupa perubahan sikap, pendapat, dan tindakan komunikan) dalam komunikasi.
Daya tarik ditentukan oleh kemampuan memberika keyakinan secara selaras dengan
rasio dan jalan pikiran komunikan.
Seorang komunikator yang berpengaruh akan dihormati komunikannya karena
beberapa alasan. Dalam komunikasi, hal ini sangat penting karena menentukan
keberhasilan dalam komunikasi. Antara lain sebagai berikut.
1.
Kharismanya
2.
Ketenaran dan reputasinya
3.
Jabatannya
4.
Reputasinya
Dalam komunikasi internasional, terutama komunikasi formal, seseorang
dihargai dan dihormati terlebih karena jabatannya. Semakin tinggi jabatan, maka
semakin dihargai dan dipercaya pesan yang disampaikan. Peraturan ini juga
berlaku dalam protokoler internasional. Misalnya saat jamuan makan, presiden
akan merasa dihormati apabila duduk
sejajar dengan para presiden lainnya, dan sebaliknya apabila duduk bersampingan
dengan camat.
Dalam komunikasi terdapat dua dalil kredibilitas. [ii]
1.
Gilt by Association
(cemerlang karena hubungan). Seseorang mempunyai prestise tinggi karena
menghubungkan ataupun mengakrabkan dirinya dengan orang yang mempunyai prestise
tinggi. Ex: orang merasa terhormat karena duduk dengan orang tinggi, berjabatan
dengan presiden.
2.
Guilt by Association (bersalah
karena hubungan). Seseorang merasa terhina apabila duduk berdampingan dengan
orang yang memiliki tingkat status sosial, ekonomi, atau politiknya yang lebih
rendah.
Komunikator Terlembagakan
Pemerintah dan lembaga merupakan orang yang memiliki struktur dan
organisasi. Ini dikarenakan terbentuk dari sekumpulan orang yang mengemban
kepentingan dan tujuan bersama. Pada umumnya komunikator dalam komunikasi
internasional merupakan komunikator yang terlembaga, baik kalangan pemerintah maupun
swasta.
Komunikator terlembaga yang paling intens melakukan komunikasi
internasional adalah media massa (Mass media). Kegiatan media massa
mencakup pertukaran informasi dari hari ke hari, bahkan dari menit ke menit,
mengenai peristiwa inetrnasional. Media massa mempunyai pengaruh penting dalam
penyebaran informasi dan bisnis, serta tujuan utamanya untuk mempengaruhi public
opinion internasional. Kegiatan media massa tidak hanya aktif dalam
berkomunikasi dengan lembaga media massa lainnya, tetapi dengan lembaga dari
berbagai kalangan.
Kantor berita yang aktif terlibat dalam komunikasi internasional
seperti:
·
Associated Press (AP)
·
Agence France Press
(AFP)
·
United Press
International (UPI)
·
Reuters
·
Telegrafnoine Agentsuo
Sovot Skovo (TASS)
·
Xinhua
·
Inter Press Service
(IPS)
Di tingkat regional, kantor berita yang aktif dan berperan dalam
komunikasi internasional:
·
South Africa Press
Agency (SAPA), sebagai wakil dari afrika.
·
Non-Aligned News Agency
Pool (NANAP), sebagai wakil Negara non-blok. Ini bukan sebuah kantor
berita, namun lembaga pertukaran info yang didukung lebih di 92 negara.
Media massa sebagai komunikator kebanyakan berasal dari Negara barat,
yang termasuk dalam kelompok Murdoch, sekelompok media raksasa dengan
jaringan luas dan mempunyai pengaruh tinggi.
Contoh media massa internasional yang berpengaruh hingga dunia timur.
·
Surat Kabar: The
Washington, The New York Times, The Independent, The Guardian, USA Today.
·
Majalah: Times,
Newsweek, Forbes, Fortune.
·
TV: Visnews, Intelsat,
Eurovision, MTV, CBS, CNN, Al-Jazeerah (TV yang juga diperhitungkan yang
bermarkan di Yaman), International Islamic News Agency (IINA)
·
Radio: VOA, BBC, ABC.
Public Opinion dan Peran Opinion Leader
Dalam kegiatan komunikasi, hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah
apabila komunikasi yang dilancarkan menimbulkan efek kontoversial. Controversial
Effect ditandai dengan munculnya sikap pro dan kontra yang akan menimbulkan
public opinion. Proses terjadinya opini publik didahului oleh
perbincangan mengenai gejala sosial, antara lain kebijakan yang bersifat
kontoversi, yang bisa saja mendukung bahkan menentang keputusan. Apabila
berkepanjangan terjadilan keresahan sosial yang berpengaruh pada
oragnisasi-organisasi maupun kelompok tertentu.
Marrian D. Irish dan James W. Prothro mendefinisikan opini publik, the
expression of attitudes on a social issue, opini publik terjadi apabila
sejumlah orang dalam masyarakat terlibat dalam pergunjingan kontroversial
mengenai suatu masalah yang menarik perhatian mereka dan masing-masing
bersikukuh dengan opininya. Para pihak yang terlibat dalam situasi ini biasanya
membutuhkan pemimpin opini yang mampu memobilisasi publik, dalam dunia politik,
opinion leader-lah yang berperan.
Hendley Cantil dalam bukunya Gauging Public Opinion menampilkan
yang dinamakan dengan Some Law of Public Opinion, yang meliputi lima
belas butir. Dua diantaranya mengatakan, “Opini itu tidak menetap secara lama,
kecuali jika khalayak merasa kepentingan pribadinya benar-benar tersangkut,
atau apabila yang dibangkitkan dengan kata-kata diperkuat oleh
peristiwa-peristiwa”. Butir lainnya menegaskan, “suatu peristiwa luar biasa
dapat menggeser opini publik sesaat dari ekstrimitas yang satu ke esktrimitas
yang lain; opini publik itu tidak mapan, kecuali kalau implikasi-implikasi peristiwa
tersebut menunjukkan beberapa perspektif”.
Sejalan dengan Cantil, Ferdinand Tonnies mengklasifikasi Public
Opinion berdasar sifatnya.
1.
Luftartig,
mengandung makna bahwa opini publik seperti uap yang ddalam perkembangannya
masih mencari bentuk. Oleh karena itu opinion leader mampu dibawa
kemanapun kearah yang dikehendaki.
2.
Fussig, seperti air,
opini publik sudah berbentuk namun dapat diubah seperti mengalihkan aliran air.
3.
Festig, kukuh
bagaikan benteng, karena opini selalu dibangun terus menerus untuk memperkuat
pesan.
Seperti yang dikatakan di awal, apabila keresahan berkelanjutan, maka
diperlukan seorang opinion leader yang mampu menggerakkan orang lain
kearah yang dikehendaki. Dalam kajian difusi dan inovasi, ditemukan istilah
“yang mengenal pengetahuan baru terlebih dahulu (early knowers)”, yang
lebih memanfaatka media massa dibanding mereka “yang mengenal pengetahuan
kemudian (later knowers)”. Umunya opinion leader mengenal ide
terlebih dahulu karena kedudukannya sebagai pengenal awal daripada pemimpin
masyarakat.
Karena kemampuan mempengaruhi public opinion, opinion leader
mempunyai massa sendiri, biasanya yang mampu menyertakan pendapatnya pada
argumentasi yang lebih kuat dalam perspektif luas. Terkadang suara opinion
leader dianggap sebagai suara rakyat, dimana dalam demokrasi suara rakyat
dianggap sebagai suara tuhan, fox populi fox dei. Ketika opini publik
dikuasai, maka peran pejabat mulai diragukan, bahkan peran pemerintah bisa
dihiraukan oleh masyarakat. Pemimpin pendapat yang berada dalam posisi
kepemimpinan formal (formal leadership) biasanya mempengaruhi dengan
cara tidak formal, seperti interpersonal, kemudian menjadi pengikut dan
bergerak dibalik layar.
Selain berperan sebagai komunikator langsung, para komunikator
internasional yang berasal dari perusahaan multinasional atau lembaga nasional
biasanya bertindak sebagai orang dibalik layar, dengan cara menyewa opinion
leader di Negara yang dijadikan sasarannya. Ex: di Indonesia Ford
Foundation atau Asian Foundation sering memberikan bantuan kepada
LSM-LSM untuk mempromosikan demokrasi. Perusahaan besar yang menyuap badan
legislatif maupun eksekutif untuk mengesahkan undang-undang yang menguntungkan
perusahaan.
Tahapan yang ditempuh pada opinion leader dalam difusi dan
inovasi pengetahuan adalah berikut.
1.
Penyadaran
2.
Pembujukan
3.
Pengambilan keputusan
4.
Pengukuhan atau pemantapan
Kepemimpinan Opini
Opinion leader adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk
mempengaruhi dan membimbing tingkah laku orang lain kearah yang dikehendaki.
Pemimpin opini biasanya dicari-cari untuk dimintai informasi atau nasihatnya
mengenai suatu permasalahan. Ini berlawanan dengan kepemimpinan formal yang
dilaksanakan dalam jabatan formal.
Evret M. Rogers dan Floyd Shoemaker, sebagaimana dikutip Onong Uchyana
Effendy (1989: 112-116), mendefinisikan pemimpin opini sebagai derajat
kemampuan seseorang untuk memengaruhi secara informal sikap-sikap atau tingkah
laku orang lain kearah yang dikehendaki.
Kantz dan Lazarsfeld menyatakan, jika kita boleh menyebutkan
kepemimpinan, kepemimpinan opini adalah kepemimpinan dalam bentuk yang paling
sederhana, ia dilaksanakan secara sambil lalu, sering kali tidak disengaja dan
tidak diketahui, … hampir tidak tampak, tidak mencolok; ia adalah bentuk
kepemimpinan dalam taraf kontak pribadi ke pribadi yang biasa, tidak resmi,
yang terjadi setiap hari.[iii]
Pemimpin opini adalah sumber
informasi atau opini yang berperan memprakarsai pesannya (opinion
givers). Pemimpin opini dan pengikut sama-sama mempunyai peran aktif dan
atau pasif sesuai tuntutan kebutuhan dalam berperan.
Dalam praktik komunikasi internasional, pemimpin opini kerap
dimanfaatkan perannya untuk memengaruhi opini, sikap, dan perilaku masyarakat
internasional, dengan tujuan utama adalah mengetahui (analisis) kendala yang
akan dihadapi dan mencapai tingkat keberhasilan pesan.
Sifat-sifat Opinion Leader
Opinion
leader mempunyai beberapa sifat umum, antara lain
1.
Berwawasan luas dan
mendalam
2.
Mempunyai status sosia
tinggi dan kekayaan lebih banyak
3.
Memiliki daya pembaharuan
dalam menerima ide baru
4.
Menaruh perhatian kepada
media massa
5.
Memiliki kemampuan empati
lebih besar
6.
Lebih berpartisipasi dalam
masyarakat
7.
Lebih peduli dengan
masalah-masalah yang dihadapi masyarakat
8.
Berpengalaman luas sampai
ke detail persoalan internasional
Dalam melakukan kepemimpinannya, opinion leader tidak menonjolkan
sifat-sifat yang unik, tetapi yang terlihat dari pergaulan ia lebih mudah
diterima pengikutnya, lebih berkemampuan daripada pengikutnya, dan lebih dapat
menyesuaikan diri dengan norma masyarakat. Seorang pemimpin memperoleh fungsi
pengaruhnya dengan jalan menunjukkan buktinya yang jarang tetapi bernilai bagi
masyarakat.[iv]
Pemimpin opini menyesuaikan diri dengan norma-norma di masyarakat berarti bakti
yang berharga dimata pengikut-pengikutnya. Bahkan seorang yang berstatus sosial
tinggi juga akan menyesuaikan diri dengan norma yang paling tinggi dalam rangka
memelihara statusnya. Pembaharuan yang direncanakannya disampaikan dengan
momen-momen tepat, sehingga gagasannya mampu diterima masyarakat.
Everett M Rogers menyatakan, apabila norma masyarakat menghendaki
perubahan, pemimpin opini lebih berdaya melakukan pembaharuan. Namun dalam
sistem tradisional, pembaharu (pemimpin opini) tidak begitu berdaya dalam
pembaharuan. Oleh karena itu pemimpin opini biasanya dicurigai dan kurang dihargai
oleh masyarakat tradisional, karena tradisional baik pemimpin opini maupun
masyarakat tidak mempunyai daya dalam pembaharuan. Ini bertolak belakang dengan
masyarakat modern.
Dalam masyarakat transisional yang bergerak dari tradisional menuju
modern, para pemimpin opini berdaya untuk membaharui dengan membawa ke
modernisasi dan menerapkan ide-ide baru. Tugas opinion leader melibatkan
kelompok masyarakat ke bagian yang tepat menggunakan media yang sesuai untuk
memainkan perannya. Posisi ini masyarakat cenderung memberikan kekuasaan kepada
para pembaharu yang lebih banyak bersangkutan dan berposisi dengan dunia yang
lebih luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar