designpartner

welcome to our blog

you will need designpartner

Posts

Comments

Blogger

Blog Journalist

Connect With Us

Join To Connect With Us

Portfolio

    Posted by: Unknown Posted date: 3:25 AM / comment : 0

    STRATEGI BARU KOMUNIKASI PEMBANGUNAN (hal. 131)

    Strategi komunikasi adalah manajement perencanaan untuk mencapai suatu tujuan. Fungsi komunikasi pada konteks ini dianggap sebagai mekanisme untuk mendapatkan dukungan dan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan rencana pembangunan (Rogers, 1976). Tahap memilih strategi komuunikasi adalah tahap terakhir. Pemilihan strategi komunikasi merupakan hal yang sangat penting dan utama, agar memudahkan dalam proses pembangunan (keefektifitasannya).
    Menurut Effendy (1993), strategi secara makro mempunyai fungsi ganda, yaitu : menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasive instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal, serta  menjembatani cultural gap  akibat kesenjangan informasi yang di timbulkan media massa.
    Untuk melaksanakan konsep strategi komunikasi, aar mempunyai efek yang baik bagi masyarakat, sebaiknya emperhatikan konsep AIDDA :
    ·         A   = Attention     : tahap membangkitkan perhatian masyarakat
    ·         I     = Interest         : menumbuhkan minat masyarakat terhadap pembangunan tesebut
    ·         D   = Desire           : menimbulkan hasrat untuk melakukan sesuatu (masyarakat)
    ·         D   = Decision       : ada keputusan untuk melakukan tinadakan
    ·         A   = Action          : doing !
    setelah memunculkan konsep, tinggal menentukan bagaimanan cara penyampaiannya, apakah melalui media atau penyampaian secara langsung. Namun jika menggunakan media, masyarakat dirasa akan menjadi penerima passif saja. Oleh karena itu, pada akhir-akhir ini timbul beberapa pandangan mengenai peran-peran baru koomunikasi pembangunan.
    1.        Komunikasi dan Pembangunan Kapasitas Diri
    Rogers (1976) menyarankan bahwa untuk mengatasi permasalah pembangunan yaitu semestinya ide pembangunan tersebut di muali dari dalam masyarakat dalam membangun kapasitas dirinya. Yang di maksud kapasitas diri yaitu partisipasi, sosialisasi, mobilisasi, kerjasama, dan tanggung jawab di antara individu-kelompok dalam perencanaan pembangunan.Havelock (1973) memberikan sebuah pemecahan masalah yang menekankan pada kebutuhan para pengguna dan diagnose mereka sendiri terhadap permasalahannya.
    Pada intinya, bahwa dalam melakukan pembangunan dibutuhkan komunikasi yang baik di antara para pengguna dan sumber, bentuk komunikasi terbaik yang di gunakan adalah komunikasi horizontal. Selain dibutuhkan komunikasi yang baik, di butuhkan pula analisis diri (pembangunan kapasitas diri) yang baik dari para pengguna, dan peran media sebagai saluran komunikasi, harus dapat memprakarsai suatu dialog antara para pengguna dan sumber, serta membantu mereka berdialog bersama.
    2.        Memanfaatkan Media Rakyat (Folk Media) dalam Pembangunan
    Dalam melakukan pembangunan, para perencana kampanye informasi pasti memilih media yang relevant dan berbeda, sehingga dapat menjangkau sector khalayak yang berbeda. Hal ini dilakukan dengan memfokuskan pengunaan komunikasi local, misalnya saja media rakyat.
    Media Rakyat adalah ssuatu kebudayaan yang ada dalam suatu masyarakat tertentu, biasanya mempunyai ragam bentuk seperti teater rakyat, pewayangan, tarian rakyat, balada, dll. Penggunaan media rakyat sebagai media alternative yang relevan bagi pembangunan, didasarkan oleh beberapa alasan, yaitu :
    a.       Menimnya pengetahuan dan ketrampilan
    b.      Status social ekonomi yang rendah
    c.       Kemampuan baca tulis yang kurang
    d.      Mayoritas masyarakat pedesaan irrasional.
    Selin itu, penggunaan media rakyat juga mempunyai tujuan , yaitu membangun hubungan kedekatan, pengikat/transaksi social, pengakuan/penghargaan identitas diri, serta menghilangkan pembatas system tradisional dan modern.
    Pada Intinya bahwa media rakyat sangat baik di gunakan, palagi untuk menjangkau masyarakat yang masih tradisional ataupun masyarakat pedesaan. Karena hampeir semua bagian dari masyarakat telah mempercayai media rakyat tersebut. Sehingga dapat disebut bahwa media rakyat merupakan contoh ideal dari komunikasi dua arah.
    3.        Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Media Rakyat
    Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan media rakyat pada pembangunan :
    ·         Isu krusial yang ada adalah menyisipkan pesan-pesan yang berorientasi pembangunan pada isi sebuah media rakyat.
    Raganath (1980) menyarankan bahwa karakter yang mengikuti setiap bentuk media rakyat harus di dasarkan pada kategori bentuk (audio, visual, audiovisual), isi tematis, fleksibilitas dalam mengakomodasi pesan-pesan pembangunan, dan konteks kebudayaan. Berkaitan dengan fleksibilitas, dapat dikategorikan sebagai media rakyat yang kaku (bersifat ritual dan sangat religius), semi-fleksible (masih memberikan kesempatan yang terbatas untuk menyisipkan pesan asing berdasarkan situasi tertentu), dan fleksible (memberikan kesempatan tanpa batas dalam menyelipkan pesan asing).
    ·         Isu krusial yang berkaitan dengan integrasi antara media rakyat dan media massa
    4.        Menyempitkan Jurang Pemisah Melalui Redundansi
    Dapat di buktikan bahwa munculnya kesenjangan pengetahuan dan ketrampilan pada khalayak diakibatkan oleh informasi yang dapat diakses, media pun dapat meningkatkan ketidakseimbangan social-ekonomi diantara para audiensinya. Dengan adanya komunikasi pembangunan, maka dapat mempersempit adanya pemisah antara masyarakat yang masih tradisional dan modern.
    5.        Menanggulangi Bias Pro-Literacy
    Fakta menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat di Negara dunia ketiga berstatus social-ekonomi rendah. Hal tersebut (kemiskinan dan ketergantungan) diakibatkan oleh pembangunan yang tidak memihak rakyat. Hal tersebut mengakibatkan banyaknya masyarakat yang buta akan pendidikan, padahal, pendidikan adalah yang sangat di butuhkan oleh semua orang.
    Beberapa strategi dalam penelitian komunikasi pembangunan tentang cara menaggulangi para audiens illiterate, yaitu dengan mengkomunikasikan melalui pendidikan formal dan informal.  Adanya biar pro-literacy telah menjadi penghalan terhadap penyebaran informasi pada audiens illiterate dan proliterate.
    Strategi komunikasi pembnagunan yang berorientasi kepada kebutuhan rakyat perlu mengidentifikasi dan menaggulangi bias pro-literacy sebagai keseluruhan pendekatan pembangunan.
    6.        Memaksimalkan Peran Komunikator sebagai Agen Pembangunan
    Langkah ini ditempuh dengan melibatkan berbagai pihak yang berkompeten dan berkepentingan (stakeholders) sehingga pembangunan dapat berjalan sesuai dengan tujuan.
    Melalui agen pembangunan yang berkapabilitas tinggi, akan menyebabkan perbaikan dalam pemabngunan tersebut, karena semakin tinggi kompetensi seseorang, maka akan lebih banyak memberikan pengaruh, daripada orang yang mempunyai kompetensi rendah.
    Pada intinya bahwa komunikator pembangunan mengandung arti usaha pendidikan, persuasive dan inovasi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan penyuluhan-penyuluhan.
    7.        Menyusun Pesan Berorientasi kepada Audiens
    Tugas seorang agen pembangunan yaitu menyampaikan motivasi, agar semua audiens tergerak untuk melakukan pembangunan. Pesan yang di sampaikan kepada audiens harus dapat dipahami bersama dan membangun.
    Dalam menyampaikan pesan, agen haruslah mengerti keadaan audiens, dan memilih cara yang tepat dalam penyampaian pesan tersebut, agar pesan akan lebih mudah diterima.
    Sehingga dalam straegi ini benar-benar mementingkan audiens, baik pesan maupun cara penyampaiannya.
    8.        Memanfaatkan Jasa Teknologi Komunikasi
    Saat ini, teknologi telah benar-benar meramabah kehidupan masyarakat. Demikian juga perkembangan teknologi seiring dengan dinamika pembangunan. Pemanfaatan jasa teknologi pada perubahan social sangat membantu kegiatan komunikasi pembangunan.

    Penggunaan teknologi tersebut sudah banyak di gunakan, namun dalam pelaksanaannya, harus di imbangi dengan kebijakan local serta kearifan, agar tidak keluar dari batas-batas kebijaksanaan (melupakan local wisdom)

    icon allbkg

    Tagged with:

    Next
    Posting Lebih Baru
    Previous
    Posting Lama

    Tidak ada komentar:

Comments

The Visitors says