designpartner

welcome to our blog

you will need designpartner

Posts

Comments

Blogger

Blog Journalist

Connect With Us

Join To Connect With Us

Portfolio

    Posted by: Unknown Posted date: 3:25 PM / comment : 0





    TRAGEDI IMAGE Rp50000,00

    Ini merupakan sebuah kisah nyata yang terjadi di suatu tempat di kawasan Jogjakarta.
    Dikisahkan ada seorang anak yang akan menempuh ujian akhir sekolah sebuah sekolah dasar negeri di Jogja. Panggil saja Dana. Karena faktor ekonomi keluarganya dia tidak mempunyai uang untuk membayar tunggakan SPP bulanan. Anak ini terkenal dengan ketaatannya beribadah kepada Allah.
    Pada suatu hari, mungkin dikarenakan dia sudah tidak tahu mau kemana dia mengadu tentang masalah SPP sekolahnya itu, dan tekanan dia terancam tidak bisa mengikuti ujian akhir sekolah, dia berfikir hanya Allah yang tahu jawabannya. Kemudian dia mencoba mengirim surat kepada Allah dengan maksud meminta bantuan. Dalam suratnya dia meminta kepada Allah, “Ya Allah, hambamu ini sudah tidak tahu lagi harus meminta bantuan kepada siapa. Hambamu sudah telat SPP dan kata ibu guru jika saya tidak bisa membayar SPP saya tidak akan bisa UAS ya Allah. Ya Allah, hambamu minta bantuan, hamba minta uang 200.000 saja ya Allah agar hambamu bisa mengikuti uas dan bisa lulus ya Allah.”
    Dikirimkanlah surat itu melalui jasa pos. Alhasil tukang pos pun kebingungan dengan surat tersebut. Mau diapakan surat tersebut? Dengan muka amplop bertuliskan yang dituju, “Kepada Allah SWT di tempat”. Di jalan pak pos melihat slogan kepolisian yang intinya adalah mengayomi masyarakkat. Akhirnya tercetus dalam pikiran tukang pos. Dia bermaksud akan mengadu kepada polisi mengenai surat yang ditulis anak kecil ini.
    Sebagai aparat yang baik, pak polisi pun membuka karena dia juga penasaran. Dibacanya surat tersebut dan terketuk hatinya untuk membantu anak tersebut. Polisi berfikiran untuk menolong anak ini, dia membuka dompetnya dan ternyata hanya berisikan uang sebesar 150.000 rupiah saja. Dia berfikir untuk memberikan uang tersebut kepada Dana sendiri.
    Pak polisi pun mendatangi sekolah dasar yang bersangkutan untuk menemui anak yang bernama Dana. Dicarilah anak itu, “Panggilan kepada Dana? Dimana Dana? Ada kiriman untuk Dana”, dengan nada ramah dan senyum. “Saya pak, saya. Surat darimana pak?”, tanya Dana. Polisi pun dengan ramah menjawab “Surat dari Allah nak”. “Baiklah, terima kasih pak polisi”, ujar Dana dengan mencium tangan polisi. Setelah itu polisipun kembali ke pos polisinya untuk melanjutkan tugas.
    Dana pun senang. Sebagai anak yang baik, dia selalu berterima kasih kepada siapapun yang membantunya. Dana sangat riang gembira, namun ada satu hal yang dia sedikit sesalkan. Dia kembali menulis surat kepada Allah, “Ya Allah terima kasih ya Allah. Uang ini sudah lebih dari cukup untuk membayar SPP. Tapi lain kali mengantarkan suratnya lewat pak pos saja, jangan lewat pak polisi. Soalnya kalau lewat pak polisi dikorupsi 50.000 rupiah, saya jadi hanya menerima 150.000 saja ya Allah. ...”. Kemudian dikirimkanlah surat tersebut lewat jasa pos. 





    KERIBUTAN CICAK


    Lagi-lagi cerita yang saya dengar ini nyata dan benar terjadi. Menurutku, anak-anak itu mempunyai pola pikir yang praktis sepraktis-praktisnya. Saya mendengar sebuah dialog dari beberapa kumpulan anak di halaman dia sekolah.
    Nampaknya sebelum mereka keluar mereka dimintai tugas oleh guru untuk menyanyikan lagu “Cicak-cicak di Dinding”.
    Cicak-cicak di dinding
    Diam-diam merayap
    Datang seekor nyamuk
    Hap, lalu ditangkap
    Mungkin mereka juga setelah belajar bahasa Indonesia, tepatnya mereka belajar 5W+H. Karena terlalu kritisnya anak jaman sekarang, salah seorang dari mereka bertanya.
    Imam:
    Tadi pelajarannya suruh nyanyi cicak di dinding, tapi timbul pertanyaan aku.
    Oneng:
    Pertanyaan  apa? Aku hafal lho (dengan bangga)
    Imam:
    Kenapa cicak di dinding? Kenapa nggak di atap saja?
    Ika:
    Aku tahu, mungkin karena cicak itu merayap, makannya dia di dinding
    Oneng:
    Bentar, emang lagunya diam-diam merayap, (dengan intonasi bagus seorang penyanyi)
    Datang seekor …
    Imam:
    Terus kenapa merayap? (menyela  penggalan nyanyian Oneng)
    Ika:
    Karena ada seekor nyamuk di situ, kalo dari lagu gitu. (melihat oneng)
    Oneng:
    Sudah-sudah, Imam itu tanyanya sukane ngaco, padahal kan udah ada lagunya
    Imam:
    Iya juga sih, jadi kalo aku tanya kalo aku tanya lagi bisa jawab nggak?
    Kalau begitu yang dilakuin cicak setelah itu apa?
    Oneng, Ika:
    Kan udah jelas! (dengan kompak)
    Imam:
    Lalu di tangkap (dengan lafal dan intonasi sangat indah)

    icon allbkg

    Tagged with:

    Next
    Posting Lebih Baru
    Previous
    Posting Lama

    Tidak ada komentar:

Comments

The Visitors says