7 TRADISI DALAM
ILMU KOMUNIKASI
THE
SOCIO-PSIKOLOGICAL TRADITION
Komunikasi muncul akibat adanya
interaksi sosial, digunakan untuk mempengaruhi orang lain. Tradisi ini
menjelaskan perkembangan ilmu komunikasi menyangkut hal-hal yang terkait dengan
hubungan antara perkembangan psikologi individu yang berdampak pada dinamika
sosial, begitu juga sebaliknya. Atau Komunikasi sebagai pembicaraan publik yang
menimbulkan wawasan dan berpengaruh pada sosial kultural.
Yang menjadi topik dalam tradisi ii antara lain:
·
Pengaruh interpersonal
·
Hubungan sebab akibat
·
Prediksi efek komunikasi
·
Elemen-elemen komunikasi
·
Indikator efektif berupa
perubahan sikap
·
Aspek penting seperti
kredibilitas komunikator
·
Tradisi ini berdasarkan
pada perspektif scientific/objective
·
Untuk mencapai tujuan
komunikasi, proses dilakukan secara hati-hati dan didasari oleh observasi
sistematis
·
Keberhasilan komunikasi
ditentukan olehcause and effect relationship (casual links)
·
Agar efektif, praktek
didasarkan pada pertanyaan “what can I do to get them to change”.
THE CYBERNETIC
TRADITION
Menganalogikan komunikasi sebagai kerja mekanik. Transfer pesan yang
dilakukan dengan berbagai standar kerja uang memiliki struktur dan dapat diukur
dalam beberapa kategori. Transfer pesan melalui jalinan komunikasi
dipenggal-pengga melalui beberapa sistem dalam sebuah suprasisttem. Berlanjut
tidaknya komunikasi tergantung pada feedback yang diberikan komunikator.
Sebagai misal adalah saat seseorang mencoba menghubungi operator telfon,
seperti pada gambar berikut.
Poin penting yang menjadi bahasan dalam tradisi ini adalah
·
Proses komunikasi yang
terjadi yang diintepretasikan sebagai link connection (system), media system
·
Transmisi informasi,
meliputi source > transmittion >
goal/ tujuan
·
Ada aspek noise
(bagian dari sistem)
·
Information refers to
reduce of uncertainly about a immediate future. Mengacu pada menurunnya
ketidakpastian tentang masa depan yang mutakhir.
·
Channel capacity =
information + noise. Setiap saluran mempuyai keterbatasan dalam
mentransmisi pesan/informasi.
THE RHETORICAL
TRADITION
Retorika sebagai akar dari ilmu komunikasi yang paling tua diletakkan
oleh orang-orang Syracuse, sebuah daerah koloni Yunani di Sicilia. Di
daerah ini lama dikuasai oleh sistem pemerintahan tiran yang menindas rakyat
dengan menyerobot tanah milik rakyat. Tahun 465 SM, rakyat berevolusi dan
menegakkan demokrasi, namun menjadi permasalahan baru, bagaimana mengembalikan
tanah rakyat yang sebelumnya dikuasai negara? Disinilah awal dari retorika.
Syahputra, 2007 : 2, Dari sini juga terbentuk lima tahap penyusunan pidato (rhetoric)
yang terkenal dengan The Five Canons of Rhetorics, yaitu invention (penemuan), dispisito (penyusunan),
elocution (gaya), memorica (memori), pronuntation (penyampaian).
Berlanjut ke abad XX, retorika banyak dipengaruhi perkembangan ilmu
pengetahuan modern. Ilmu psikologi dan sosiologi yang mulai mencampuri dan
memberi pengaruh pada retorika. Secara perlahan istilah retorika bergeser
menjadi speech, speech
communication, oral communication, dan public speaking.
Poin pentingnya menjelaskan tentang
·
Studi Public Speaking
·
Seni bicara yang menarik
perhatian khalayak
·
Komunikasi satu arah (source
> message)
THE SEMIOTIC
TRADITION
Studi semiotika berhubungan dengan tanda (sign), kode (code), dan makna (meaning).
Diskusi semiotika tidak terlepas dari dua tokoh perintis retorika, yaitu Ferdinand Saussure dan Charles Sander
Pierce. Saussure adalah pendiri strukturalisme yang menjelaskan makna yang
muncul dari referensi pada sistem berbeda yang terstruktur dalam bahasa. Sebuah
sistem pemaknaan dalam bahasa terdiri dari serangkaian sign (tanda) yang
dianalisis menurut bagian-bagian penyusunannya, yaitu penanda (signifier)
dan petanda (signified).
Roland Barthez mengembangkan pemikiran Seassure dengan mengetengahkan
dua level makna, denotative dan connotative.
Denotasi adalah tingkat makna yang sudah diketahui khalayak, sedang
konotasi mengandung nilai ekspresif yang
mucul dari sebuah urutan. Sebagai misal adalah Kerbau, secara denotasi kerbau
adalah hewan berkaki empat dan sebagainya (sesuai deskripsi kerbau), sedang
secara konotasi orang jawa mensyakralkan
kerbau karena dianggap mempunyai sesuatu yang lebih daripada binatang lain.
Pemberian makna tersebut diproduksi melalui koncensi sosial yang disebut
Barthez dengan mitos. Mitos disini dimaksutkan sebagai sebuah cara pemaknaan.
Bhartez menyebutnya dengan tipe wicara (Barthez, 2007 : 152). Mitos merupakan
kekuatas kumulatif yang mengandung nilai ekspresif dari sebuah urutan makna
yang disepakati secara konvensional.
Pierce (dalam Zoest, 1978) memandang semiotika menjadi tiga jenis
tanda, yaitu icon (ikon), index (indeks), dan symbol
(lambang). Ikon adalah tanda yang menyerupai obyek atau benda yang
menyerupai ciri tersebut. Ex. Penjual ice cream merias dirinya dengan bentuk
ice cream. Indeks adalah tanda yang kebenarannya ditentukan oleh suatu
denotatum/penanda. Ex. Tanda arah angin bertiup pada radar. Simbol merupakan
hubungan antara tanda dengan denotatum/penanda yang dilakukan oleh suatu
perlakuan yang berlaku secara umum melalui kesepakatan bersama. Ex. Di
perempatan lampu merah, saat nyala lampu merah maka kendaraan berhenti, kuning
berjalan dengan hati-hati, dan hijau berarti melaju terus.
Poin penting menjelaskan tentang
·
Sign (tanda), dapat
digunakan untuk memahami sesuatu
·
Kata juga merupakan tanda
tetapi lebih jelas atau lebih spesifik, yang dinamai symbol
·
Symbol tidak
mempunyai suatu hubungan dengan yang dideskripsikan
·
Makna dari symbol
bersifat kontekstual
·
Tanda mengantarai makna
·
Fokus pada non verbal dan
gambar-gambar
THE SOCIO-CULTURAL TRADITION
Poin pentingnya menjelaskan antara lain
:
·
Premis: People talk, production
& reproduction culture.
·
Sebagian besar orang berpendapat bahwa
kata-kata merefleksikan kenyataan (what actually exist).
·
Pandangan kita terhadap realitas
dibentuk oleh bahasa yang kita gunakan sejak kita masih kecil
·
Struktur dari budaya-bahasa membentuk
apa yang orang pikirkan dan lakukan
·
Struktur bahasa mencerminkan budaya
·
Bahasa menstrukturisasi persepsi kita
terhadap realitas
·
Realitas itu diproduksi, dipelihara,
diperbaiki dan ditransformasi
THE CRITICAL
TRADITION
Poin penting menjelaskan
Poin
pentingnya menjelaskan antara lain :
·
Komunikasi: ketidakadilan (eksploitasi)
·
Kontrol bahasa (melawan bentuk
emansipasi)
·
Media Industry
·
Berasal dari Frankfurt School (Jerman)
·
Menjelaskan tentang ciri masyarakat
yang modern (saat ini)
·
Menyajikan gagasan:
·
Language & power imbalance
(feminist scholars), mengkritik
·
dominasi laki-laki dalam penggunaan
& gatekeepers dalam komunikasi
·
Cultures industries & taking over
many roles.
·
Sympathy & stimulate praxis
THE
PHENOMENOLOGICAL TRADITION
Poin penting menjaskan tentang
·
Pengalaman subyektif
·
Kongruen
·
Empaty
·
Dialog
·
Menempatkan persepsi dan interpetasi berdasarkan
pengalaman
·
subjektif seseorang
·
Individual’s story lebih penting dari hipotesis atau aksioma komunikasi
· Rogers menggambarkan adanya 3 hal yang dapat
menggambarkan perubahan kondisi personality & relationship: (1)
congruence, (2) unconditional positive regard, (3) emphatic understanding.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar